Klenteng Tay Kak Sie, Objek Wisata Dengan Kekayaan Sejarahnya

Semarang - Apa yang ada di pikiran anda ketika pertama kali dengar kata Semarang? Simpang Lima? Tugu Muda? Tahu Bakso? Bandeng Presto? Ya, itu semua adalah hal-hal yang berhubungan dengan kota Semarang, tapi tahukah anda ada tempat lain yang tidak boleh anda lewatkan jika berkunjung ke Semarang? tempat itu adalah klenteng Tay Kak Sie.


Lampion dan Papan Nama di Depan Pintu Masuk Klenteng


Dupa digunakan sebagai penghormatan kepada leluhur

Tay Kak Sie adalah sebuah klenteng yang terletak di kawasan Pecinan Semawis, tepatnya di Jalan Gang Lombok No 62, Semarang. Klenteng ini didirikan pada tahun 1746, pada awalnya kelnteng ini hanya untuk memuja Yang Mulia Dewi Welas Asih, Kwan Sie Im Po Sat. Seiring dengan berjalannya waktu, Klenteng ini kemudian berkembang menjadi klenteng besar yang juga memuja berbagai Dewa-Dewi menurut kepercayaan Tao. Klenteng ini menganut Tri Darma, dewa dewi yang terdapat di klenteng ini berasal dari kepercayaan Budha, Tao dan Khonghucu. Tepat didepan klenteng Tay Kak Sie terdapat sebuah perahu, bangunan perahu ini merupakan replika dari perahu Laksamana Cheng Ho.


Ritual sembahyang menurut kepercayaan Khonghucu

Klenteng Tay Kak Sie merupakan klenteng terbesar (dalam arti banyaknya dewata) di kota Semarang. Dewa-Dewi yang dipuja di kelenteng ini antara lain: Sam Koan Tay Te, Kwan Im Po Sat, Sam Po Hud, Thian Siang Seng Boo, Sam Po Tay Jin, Cap Pwee Lo Han, Po Seng Tay Te, Seng Hong Lo Ya, Kong Tik Cun Ong, Te Cong Po Sat.

Hian Thian Siang Tee,
 Dewa Pelindung Langit Utara


Suasana yang dibangun oleh klenteng ini benar-benar khas, dominasi warna merah dan api dari lilin memberikan kesan tersendiri. Begitu anda masuk ke klenteng ini, anda akan langsung disapa oleh penjaga kleteng ini dengan ramah. Penjaga tersebut akan memandu anda berkeliling klenteng dan memberikan penjelasan tentang semua yang ada di klenteng ini. Anda dapat bertanya kepada pemandu semua hal tentang klenteng ini.

Lilin sebagai lambang penerangan untuk hati,
dalam klenteng lilin harus selalu menyala


“Klenteng ini pernah mengalami renovasi karena bagian samping kanan pernah kebakaran.” ujar pak Purwadi selaku salah satu pengurus klenteng ini. Pada hari-hari tertentu, klenteng ini mengadakan berbagai upacara keagamaan yang banyak menarik pengunjung untuk datang ke sini. Pengunjung yang datang ternyata tidak selalu beretnis Tionghoa, Klenteng ini merupakan salah satu objek wisata yang tidak boleh dilewatkan jika anda mengunjungi Semarang.
                       

Dipakai Syuting Film, Kota Lama Macet Parah


     Kemacetan yang terjadi di area gereja Bleduk

Semarang - Jalanan Kota Lama Semarang dipenuhi oleh kendaraan bermotor sehingga mengganggu para wisatawan yang sedang menikmati kawasan ini. Kemacetan ini terjadi dikarenakan ada beberapa kawasan kota lama ditutup karena dipakai syuting film Sang Kyai, Sabtu (1/12). Kemacetan paling parah terjadi di depan gereja Bleduk.

Penutupan jalan dilakukan sekitar pukul 10.00 WIB "Jalan ditutup karena ada syuting, sekarang hari libur juga jadi banyak mobil yang lewat sini, ditambah jalan sekitar johar lagi diperbaiki jadi orang-orang pada lewat sini" ujar pak Wardi, polisi yang menjaga penutupan jalan. Kendaraan bermotor harus melewati jalan sempit, menyebabkan kemacetan tak terhindari, kemacetan terjadi sampai depan kantor pos Johar.

Banyak warga sekitar dan para pengendara motor yang memarkirkan motornya dipinggir jalan sehingga menambah panjang kemacetan. Syuting dilakukan di daerah sekitar kali Mbrok.



Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © / Cerita Pejalan Kaki

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger